Mon, 04 Aug 2014 - 17:11

 

Arti silsilah keluarga itu ialah rangkaian keturunan seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya. Silsilah tersebut adalah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping, dengan menyebutkan nama keluarganya.

Dimanapun di dunia ini, setiap orang sadar akan pentingnya pembuatan silsilah keluarga. Makin maju dan beradab bangsa itu, makin sadar pula masyarakatnya untuk selalu berpegang pada silsilah keluarga. Orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah keturunannya dan pula, di seluruh benua akan dimaklumi, bahwa semua orang pasti akan mengagungkan leluhurnya. Kita sering membaca silsilah keturunan para raja yang termasuk sejarah atau silsilah para penguasa yang memerintah suatau daerah, baik yang ditulis pada prasasti maupun benda lain yang artinya bukan hanya untuk dikenal saja, tetapi untuk digaungkan oleh segenap masyarakatnya, dan dikenang akan jasa-jasanya.

Makin tinggi kedudukan orang itu makin haus ia akan pemahaman tentang siapa-siapa mereka yang telah melahirkan dan membesarkan dirinya. Maka dari situlah ia akan mulai melacak siapa-siapa mereka itu. Itulah alasan laen mengapa seseorang itu memerlukan pemetaan silsilah, agar dengan jelas menentukan siapa dirinya dan siapa saudaranya yang lain. Kedudukan ini penting dalam keluarga karena akan berpengaruh pada masalah waris dan perkawinan, serta kemaslahatan umat yang lain.

Jelas bagi kita, bahwa yang dimaksud dengan silsilah itu, ialah suatu daftar susunan nama orang-orang yang merupakan susunan keturunan dari suatu warga atau dinasti (wangsa), misalnya Dinasti Sriwijaya, Dinasti Syailendra, dan dinasti-dinasti lainya yang pernah berkuasa.

 

Kendala pembuatan silsilah keluarga


Bagian yang paling sulit dikerjakan dalam membuat silsilah keluarga adalah pengumpulan data. Anggota keluarga yang sebelumnya terlanjur tak terbukukan, bisa mendorong kesulitan besar terutama dalam hal waktu yang diperlukan untuk mencari tahu keberadaan mereka. Disatu pihak orang yang bersangkutan juga sudah terlanjur menutup diri, tidak mau tahu lagi siapa-siapa keluarganya. Orang-orang jenis ini biasanya adalah mereka-mereka yang merasa pernah disakiti hatinya oleh anggota keluarga yang lain, sehingga memunculkan sumpah serapah untuk tidak mau tahu lagi siapa keluarganya. Mereka membuat keputusan ini bukan tanpa resiko, tapi karena rasa marahnya yang besar menjadikan resiko-resiko apapun yang dihadapinya dianggap sudah bukan penghalang lagi. Dampaknya yang jelas adalah, ketika anak cucu mereka nanti tumbuh besar, dan menanyakan siapa-siapa anggota keluarganya selain yang ada, pastilah akan menemui kesulitan yang lebih besar lagi untuk mencari nara sumbernya.

Disinilah yang konon menjadi penyebab kenapa kadang mengumpulkan data keluarga itu sulit sekali, karena perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh anggota keluarga tadi. Dalam konteks ini, bila memang keinginannya tulus ingin menulusuri jejak keluarganya yang lain, tentunya harus memiliki persiapan mental menghadapi amarah-amarah atau penolakan-penolakan oleh orang-orang yang berseberangan itu. Atau paling tidak harus mencari upaya yang pada akhirnya bisa menentukan bagaimana caranya agar data keluarganya orang-orang yang menyimpang tadi bisa diperoleh. Mungkin melalui saudara yang dekat dengannya, atau tetangganya atau pak RT/RWnya dan seterusnya.

Kalau memang ada keinginan kuat biasanya kalau hanya sekedar mengetahui data keluarga itu, tidak sulit dilakukan. Dan banyak terjadi, anggota keluarga yang sudah punya rasa dendam dengan keluarga yang lainnya, seandainya disatukan pun hasilnya tidak memuaskan, tetap saja akan terjadi kesemuan dalam berkomunikasi dengan mereka. Tetapi apapun keadaannya, bila itu diukur dengan ukuran dosa dan pahala, seseorang yang memiliki niat yang ikhlas dan baik untuk mengajak bersilaturrahim memperkenalkan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain itu tentu lebih banyak manfaatnya daripada mudhorotnya.

Kendala lain yang sering ditemui adalah masalah rentang waktu putusnya hubungan itu sudah terlalu lama dan jauh apalagi diantara mereka-mereka yang ingin dilacak keberadaannya itu sudah ada yang meninggal atau pindah alamat dan seterusnya, sedangkan petunjuk yang digunakan untuk mengetahui keberadaan mereka nihil. Kalau demikian bisa dilakukan dengan cara dibuatkan silsilah untuk keluarga yang ada dulu, setelah itu baru dirangkai-rangkai keterkaitannya, sedemikian rupa sampai rangkaian itu menjadi susunan anggota keluarga yang benar dan tak terbantahkan lagi.

 

Comments:

Kirim komentar